Iman dan hidup - Perpuluhan

Tanda bahwa kita kembali kepada Allah. Marilah kita memberikan perpuluhan yang menyenangkan Allah!

“Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makan dirumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.” Maleakhi 3:10

Mari Kita Memperbaiki Kesalah-pahaman
Beberapa orang bereaksi negatif ketika perpuluhan disebutkan dan bertanya-tanya “Apakah Allah menaruh perhatian pada uang?”. Ini karena mereka berpikir bahwa setelah uang terkumpul, para pendeta secara bebas menggunakan uang tersebut.. Meskipun ada pertentangan seperti itu, lalu mengapa Gereja masih mengajar mengenai perpuluhan? Hal ini terjadi karena Allah menetapkan bahwa perpuluhan adalah sebagai “tanda bahwa seseorang kembali kepada-Nya.”
Tetapi pada kenyataannya ada orang menolak perpuluhan dengan mengatakan bahwa “perpuluhan hanya berlaku bagi mereka yang ada di bawah Hukum Taurat, dan itu tidak berlaku lagi pada masa anugerah ini.”
Akan tetapi, hal yang menakjubkan adalah bahwa Yesus tidak pernah mengatakan mengenai menghapuskan perpuluhan. Sebaliknya, Ia menghardik orang-orang Farisi karena perpuluhan mereka yang kurang adil, belas kasihan dan kesetiaan, Matius 23:23 mengatakan, “Lakukanlah yang kemudian (keadilan, belas kasihan, kesetiaan) tanpa mengabaikan yang sebelumnya (perpuluhan).”
Apakah maksud Yesus bahwa mereka tidak usah memberikan perpuluhan karena mereka telah mengabaikan keadilan, belas kasihan dan kesetiaan? Tidak! Yang dimaksudkan Yesus ialah supaya mereka harus memberikan perpuluhan yang lebih sempurna lagi dengan menyertakan keadilan, belas kasihan dan kesetiaan.
Lalu, perpuluhan yang seperti apakah yang diinginkan oleh Tuhan?

Pengakuan Iman Bahwa Seseorang Kembali Kepada Tuhan
Perpuluhan dilakukan oleh Abraham, bapa leluhur iman, jauh sebelum Hukum Taurat diberikan. Dari kemenangannya terhadap Kedorlaomer dan raja-raja yang bersekutu dengan dia, dalam sebuah pertempuran ketika ia kelihatannya akan dikalahkan, dia belajar bahwa Allah adalah Tuhan atas langit dan bumi. Ia ingin memuji dan bersyukur kepada Allah yang Maha Tinggi yang telah menyerahkan musuh-musuhnya ketangannya, dengan cara memberikan persembahan, sepersepuluh dari semuanya, kepada Melkisedek, Imam Allah yang Maha Tinggi, dengan demikian ia mengakui imannya
Perpuluhan, yang dimulai oleh Abraham, dan diteruskan kepada Yakub melalui iman; Allah akhirnya memerintahkan Musa untuk menjadikan hal ini sebagai perintah bagi bangsa Israel. Dengan melakukan hal ini, Allah menempatkan bangsa ini pada peringkat iman Abraham.

Allah Menetapkan Perpuluhan Sebagai Suatu Hukum
Allah memberikan Hukum Taurat melalui Musa dan menunjuk orang-orang Lewi sebagai para imam dan penengah diantara Dia dan bangsa Israel. Umat Israel memberikan perpuluhan kepada imam-imam dan mengakui iman mereka, yaitu ‘Kembali kepada Allah’.
Meskipun demikian, para imam, kepada siapa umat Israel mempersembahkan perpuluhan mereka bukan merupakan jalan kekal yang memimpin kepada Allah. Mereka adalah manusia biasa, jadi tugas mereka tidak berlangsung selamanya. Hukum Taurat disampaikan melalui Musa tetapi iman dimulai dari Abraham.
Walaupun Hukum Taurat di hapuskan, pengakuan iman seseorang tidak dapat dihapuskan karena Yesus Kristus yang menerima iman seseorang adalah imam agung yang kekal.

Pada Masa Sekarang Orang Memberikan Perpuluhan Kepada Yesus, Imam Agung yang Kekal
Yesus adalah imam agung yang kekal menurut peraturan dari Melkisedek. Melkisedek adalah seperti Anak Allah (Ibrani 7:3) tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan sebagai Imam Allah, telah menerima perpuluhan dari Abraham bahkan sebelum Hukum Taurat ditetapkan. Perpuluhan dalam Hukum Taurat, diperintahkan oleh Musa untuk diberikan kepada orang-orang Lewi, tetapi orang-orang Lewi juga membayar perpuluhan kepada Yesus bersama dengan Abraham dengan berada didalam tubuhnya (Ibrani 7:9-10). Imam-imam yang tidak kekal menerima perpuluhan Hukum Taurat sedangkan Yesus yang hidup selamanya menerima perpuluhan kita (Ibrani 7:8). Demikian, orang-orang percaya yang termasuk dalam Perjanjian baru mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Imam Agung yang kekal dan jalan kepada Allah.

Keadilan, Belas kasihan dan Kesetiaan
Apa yang Yesus katakan secara pribadi adalah kebenaran. Yesus Kristus, yang datang sebagai kebenaran, mengatakan supaya orang jangan mengabaikan keadilan, belas kasihan dan kesetiaan dalam memberikan perpuluhan. Keadilan menunjuk kepada kehidupan dari Allah yang kekal, belas kasihan menunjuk kepada belas kasihan dan kesetiaan Allah terhadap bakti/pengorbanan Yesus yang pantas mendapat upah. Hal ini membuat orang menyadari bahwa Allah adalah “Yang Memberi Kehidupan” dan orang “hidup oleh Kasih Anugrah-Nya.”
Jika seseorang telah kembali kepada Allah melalui perpuluhan, orang tersebut harus mencari kasih anugerah-Nya. Mereka yang rindu akan keadilan menerima kehidupan, mereka yang mencari belas kasihan menerimanya dan mereka yang mencari kesetiaan menerima keselamatan oleh bakti/pengorbanan Yesus. Karena kita telah diselamatkan oleh bakti Yesus, kita telah menjadi bagian dari kebenaran. Saat ini, perpuluhan bagi kita adalah pengakuan iman kita yang mengakui dan bersyukur untuk kasih anugrah Allah yang mengaruniakan Keadilan, belas kasihan dan kesetiaan.


Firman Allah Mengenai Perpuluhan
“Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Maha Tinggi. Lalu ia memberkati Abram katanya:”Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi,yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu.” Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya. (Kejadian 14:18-20)

Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN. (Imamat 27:30)

Karena itu, andaikata oleh Imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan – sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Hukum Taurat – apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjad Imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun? Sebab tentang Dia diberi kesaksian “Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek.”., demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat. (Ibrani 7:11-22)

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (Matius 23:23)

Pada masa sekarang, kita tidak memberikan perpuluhan yang bertentangan dengan kehendak kita seperti mereka yang berada di bawah Hukum Taurat.
Dalam kebenaran, kita harus membayar perpuluhan sebagai ucapan syukur akan kasih dan anugerah Allah. Iman adalah menyadari bahwa seseorang mulai mendekat kepada Allah melalui perpuluhan dan melaksanakannya.
Marilah kita Taat dengan Iman!

Diambil dari Today’s Bereans 2006 Vol. 1 No. 2
Diterjemahkan oleh Peter A. Budiono