Pendiri - Kebenaran Allah


Gereja-gereja pada masa kini sedang menderita penyakit yang serius yaitu kehilangan jati diri. Mereka bahkan telah lupa apa yang menjadi tugas gereja yang sesungguhnya. Pada saat para pengerja yang lulus dari sekolah seminari di angkat menjadi pendeta dan berdiri di belakang mimbar gereja, mereka kehilangan arah dan panik, seperti kapten kapal yang telah menjatuhkan kompas pengemudi ke dalam lautan. Perilaku yang sama kelihatan dari berkotbah, berdoa dan didalam semua program-program yang mengarahkan gereja. Hal ini benar-benar sangat tercela, menyedihkan, sungguh menakutkan untuk melihat mereka, sama sekali tidak ada tujuan yang tetap, mencari kesini kesana khotbah yang disampaikan orang lain seminggu sebelumnya. Ini seperti mengembara tanpa tujuan dan bertanya kepada orang yang tidak dikenal di jalan, “ Saya sedang menuju kemana, kemana saya harus pergi?”
Seperti dalam setiap pertempuran, seseorang tidak hanya dapat dikalahkan kalau dia tidak mempunyai konsep yang jelas dari musuh utamanya. Alkitab sering menggunakan istilah perjuangan dan pergumulan sehubungan dengan pelayanan penggembalaan. Kalau seseorang tidak memiliki pandangan ini, bisa dikatakan dia berlari tanpa tujuan atau meninju diudara.
Pekerjaan Allah adalah, sebelum kekekalan, demi kepentingan kebenaran, Dia menciptakan segala sesuatu, berfirman, memberi perintah kepada Anak Allah dan mengutus Roh Kudus juga untuk kebenaran. Oleh karena itu sejak kebenaran Allah dinyatakan didalam setiap dan semua bagian dari pekerjaan-Nya, kemuliaan Allah, hidup dan kebenaran terdapat di dalamnya. Kebenaran adalah dasar dari tahta Allah (Maz 89:15). Didalam kebenaran Allah, ketetapan-Nya yang berhubungan dengan Anak Allah disebut Prioritas Pertama (Ibr 1:2); Rencana-Nya untuk membinasakan pekerjaan iblis yang menentang-Nya disebut Prioritas Kedua (1 Yoh 3:8); Menenuhi keinginan-Nya untuk menyelamatkan manusia disebut sebagai Prioritas Ketiga (Yoh 3:16).
Keselamatan manusia bukanlah tujuan, tetapi hadiah. Jika keselamatan adalah tujuan, tidak ada seorang manusiapun yang akan binasa, tetapi semuanya akan diselamatkan. Allah akan mengerahkan semua kuasa-Nya untuk menyelamatkan manusia sebanyak yang Dia inginkan. Tetapi, karena keselamatan bukan tujuan tetapi hadiah, hanya mereka yang percaya Yesus Kristus adalah Anak Allah yang hidup dan Kristus yang diutus Allah, dan bersandar kepada nama-Nya diselamatkan. Iman seperti ini adalah pilihan dan pengakuan secara pribadi, secara masing-masing (Yoh 20:30-31)
Ketika manusia binasa pada zaman Nuh, hanya delapan orang saja dari mereka yang diselamatkan. Demikian juga, hari-hari terakhir ini sangat sedikit sekali jumlah yang akan menerima keselamatan, karena ini merupakan hadiah dari Allah, yakni kasih karunia. Akan tetapi, tujuan Allah bekerja untuk prioritas kedua dari kebenaran-Nya, iblis dan semua yang termasuk didalamnya, i.e., orang-orang yang berdosa dan orang-orang yang tidak percaya, akan binasa seratus persen; tidak satu roh, tidak satu manusiapun yang akan terluput dari tangan-Nya (Ibr 10:31).
Pelayanan penggembalaan dan berkhotbah pasti gagal jika tidak untuk kebenaran Allah. Oleh karena itu, prioritas kebenaran Allah yang manapun yang dipilih seseorang, orang itu mutlak tidak boleh mengabaikan dua prioritas yang lain. Untuk kasih-Nya kepada Anak Allah, Kebenaran Allah mencakup 1. Penciptaan, 2. Penghakiman, 3. Keselamatan.




Kim Ki Dong
Today’s Bereans 2006 Vol 1 No.4
Diterjemahkan oleh Juang Sumarli